Sabtu, 04 Mei 2013

Kolonialisme dan Imperialisme


Setelah kalian mengetahui pengertian kolonialisme dan Imperialisme, coba ulang sekali lagi apa itu pengertian kolonialisme dan Imperialisme.
  1. Kolonialisme adalah suatu usaha untuk mengembangkan kekuasaan negara diluar wilayah negara tersebut
  2. Imperialisme adalah suatu usaha untuk memperluas kekuasaan negara di luar wilayah negara tersebut.
Selanjutnya, siapa yang membawa kolonialisme dan imperialisme ke Indonesia ???
Ya, benar sekali yang membawa kolonialisme dan imperialisme ke Indonesia adalah bangsa Portugis, Belanda, dan Inggris.
   Ternyata, bangsa Portugis, Belanda, dan Inggris membawa kebijakan-kebijakan. Apa saja kebijakan-kebijakan yang ditetapkan di Indonesia? Ya, 100 untuk teman-teman!
Kebijakan-kebijakan tersebut adalah:
  1. Sistem Penyerahan Wajib oleh VOC
  2. Sistem Kerja Wajib (kerja Rodi)
    Ditetapkan oleh Daendels
  3. Sistem Sewa Tanah (Lande Lijk Stelsel)
    Ditetapkan oleh T. S. Raffles
  4. Sistem Tanam Paksa (Cultuur Stelsel)
    Ditetapkan Van den Bosch
Nah, kalian sudah ingatkan tentang sub-bab yang telah dijelaskan oleh teman-teman tadi? Saya hanya mengingatkan lagi.
Kebijakan-kebijakan tersebut ada pengaruhnya untuk rakyat Indonesia.
Berikut adalah 5 kebijakan kolonial dan akibatnya
  1. Sistem Penyerahan wajib oleh VOC
    Dalam kebijakan ini rakyat Indonesia wajib menyerahkan hasil bumi kepada VOC. Hasil bumi itu seperti beras, lada, kopi, rempah-rempah, kayu jati, dan sebagainya. Pengaruhnya rakyat Indonesia bertambah miskin. Petani tidak mendapat hasil panen yang seharusnya diterima.
  2. Kebijakan Kerja Rodi oleh Daendels
    Setelah VOC bubar, Daendels menerapkan kerja rodi membangun Jalan Raya Anyer-Panarukan. Kebijakan ini telah dijelaskan oleh teman-teman. Pengaruhnya banyak tenaga kerja yaitu rakyat Indonesia yang mati. Korban-korban yang sudah mati itu dibuang begitu saja di laut.
  3. Kebijakan Sewa Tanah oleh Raffles
    Ketika Indonesia berada ditangan Inggris, Raffles menghapus kebijakan lama dan mengganti dengan kebijakan baru yaitu sewa tanah. Kebijakan ini sedikit memberi keringanan penderitaan rakyat Indonesia. Dengan adanya kebijakan ini rakyat Indonesia mengenal sistem ekonomi dengan uang.
  4. Kebijakan Tanam Paksa oleh Van den Bosch
    Ketika Indonesia kembali ditangan Belanda, Van den Bosch menerapkan kebijakan tanam paksa. Kebijakan ini sangat memeras rakyat Indonesia. Seperti yang telah dijelaskan oleh teman-teman tadi tentang penyimpangan cultuur stelsel, kebijakan ini berdampak buruk bagi rakyat Indonesia diantaranya : rakyat semakin menderita, banyak rakyat mati akibat kelaparan, pertanian banyak mengalami kegagalan.
Setelah adanya kebijakan-kebijakan yang menyiksa rakyat Indonesia, tokoh-tokoh pergerakan Indonesia mulai mengadakan perlawanan. Perlawanan terhadap Portugis, dan perlawanan terhadap Belanda. Berikut adalah penjelasannya.
  1. Perlawanan Rakyat Indonesia terhadap kaum Kolonial dan Imperial
    1. Perlawanan Rakyat Ternate
      Dengan dipimpin oleh Sultan Hairun pada tahun (1565). Dilatar belakangi oleh keserakahan bangsa Portugis, berusaha memonopoli dan ingin menguasai Maluku. Setelah Sultan Hairun menginggal, perjuangan diteruskan oleh Sultan Baabulah.
2.       Perlawanan Pattimura (1817)
Dilatar belakangi oleh:
q  Kembalinya pemerintahan kolonial Belanda di Maluku dari tangan Inggris
q  Pemerintah kolonial Belanda memberlakukan kembali penyerahan wajib dan kerja wajib
q  Pemerintah kolonial Belanda mengeluarkan uang kertas sebagai pengganti uang logam yang sudah berlaku di Maluku
q  Belanda juga menggerakan tenaga dari kep. Maluku untuk menjadi serdadu Belanda.
Perlawanan Pattimura akhirnya berakhir tragis. Pattimura ditangkap dan dihukum gantung pemerintah Belanda.
3.       Perlawanan Kaum Paderi (1821-1837)
Dilatar belakangi oleh:
q  Kebiasaan kaum adat di Minangkabau minum-minuman keras, berjudi, dan menyabung ayam
Dipimpin oleh :
ü  Tuanku Imam Bonjol
ü  Tuanku nan Cerdik
ü  Tuanku Pasaman
ü  Tuanku Hitam
Kaum adat yang dibantu oleh Belanda akan lebih kuat menyerang kaum Paderi. Akhirnya Kaum Paderi menyerah pada tanggal 25 Oktober 1937.
4.       Perlawanan Diponegoro (1825-1830)
Dilatar belakangi oleh:
q  Wilayah Mataram yang semakin dipersempit dan terpecah
q  Masuknya adat Barat ke dalam kraton
q  Belanda ikut campur tangan dalam kraton
q  Hak-hak para bangsawan dan abdi dikurangi
q  Rakyat menderita akibat dibebani berbagai pajak
                Antara lain:
                1. Pejongket (pajak pindah rumah)
                2. Kering aji (pajak tanah)
                3. Pengawang-awang (pajak halaman pekarangan)
                4. Pencumpling (pajak jumlah pintu)
                5. Pajigar (pajak ternak)
                6. Penyongket (pajak pindah nama)
                7. Bekti (pajak menyewa tanah atau menerima jabatan)
4.       Perlawanan Rakyat Batak (1878-1907)
Dilatar belakangi oleh:
q  Pemerintah Hindia Belanda berkali-kali mengirimkan ekspedisi milternya untuk menaklukan daerah-daerah di Sumatera Utara
q  Peristiwa terbunuhnya Tuan na Balon (Sisingamangaraja X)
q  Adanya perluasan agama Kristen di daerah Batak.
Dalam pertempuran di daerah Dairi, Sisingamangaraja XII tertembak dan gugur pada tanggal 17 Juni 1907
5. Perlawanan Hasanudin di Sulawesi Selatan (1633 – 1667)
Dilatar belakangi oleh:
q  Kerjaan Gowa-Tallo bersikap anti Belanda karena Belanda menjalankan politik monopoli perdagangan rempah – rempah, politik ekstirpasi dan mencampuri urusan pergantian tahta (politik devide et impera)
q  Belanda berusaha membatasi pelayaran perahu pinisi orang – orang Makasar di Maluku
Sultan Hasanudin membela kepentingan kerajaannya, kepentingan rakyatnya mati – matian melawan Belanda. Namun Sultan Hasanudin dapat dikalahkan dan harus mendatangani perjanjian Bongaya tanggal 18 November 1667.
                              6. Perlawanan Rakyat Bali (1846 – 1849)
                              Dilatar belakangi oleh:
q   Keinginan pemerintah kolonial Belanda untuk menguasai Bali
q   Pemerintah kolonial Belnda ingin menghapuskan hak Tawan Karang yang telah menjadi tradisi rakyat Bali.
                                  Dipimpin oleh I Gusti Ngurah Made Karangasem kemudian perlawanan dilanjutkan oleh I Gusti Ketut Jelantik. Pertempuran berlangsung sangat sengit, semua warga Bali ikut berpartisipasi melawan Belanda. Belanda tak mau kalah, Belanda mendatangkan pasukan besar-besaran. Namun, akhirnya Benteng Jagaraga dapat dikuasai Belanda. Mulai saat itu Belanda menguasai Bali Utara.
Selain perlawanan rakyat Indonesia melawan Belanda dan Portugis, pengaruh yang lain dari kebijakan Kolonialisme dan Imperialisme adalah Persebaran Agama Kristen dan Katolik di Indonesia. Untuk lebih jelas lagi, coba simak slide selanjutnya
Persebaran Agama Kristen dan Katolik di Indonesia
1.       Persebaran Agama Katolik
Persebaran Agama Katolik oleh Missionaris dari Portugis yang bernama Franciscus Xaverius pada tahun 1506-1552. Wilayah persebarannya meliputi Maluku, Sulawesi Utara, Nusa Ternggara, Jawa Timur, Kalimantan, dan Philipina.
2.       Persebaran Agama Kristen
Persebaran Agama Kristen oleh para anggota Zending dari Belanda yaitu Dr. Nomanssen, Subastian Danchaerts, Adriaan Hulselbes, dan Hernius. Wilayah persebaran meliputi Maluku, Nusa Tenggara, Tapanuli, Jawa, dan Sumatera.  
Akibat yang Ditimbulkan
1)      Rakyat Indonesia mengetahui cara membangun jalan raya
2)      Rakyat Indonesia mengenal sistem ekonomi dengan menggunakan uang
3)      Rakyat Indonesia mengetahui cara bercocok tanam yang baik
4)      Di Indonesia terdapat Agama Kristen dan Katolik
5)      Indonesia memiliki banyak kebudayaan dari dalam negeri maupun dari luar negeri
Ternyata, dari kebijakan kolonialisme dan imperialisme di Indonesia terdapat pengaruh dan akibat yang ditimbulkan. Sudah dulu ya kawan, terima kasih atas perhatiannya.







Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Admin telah menghapus verifikasi kata. Gunakan kotak komentar ini untuk hal-hal yang berguna. Tulis komentar dengan bahasa yang sopan dan tidak mengandung unsur SARA. Terimakasih