Minggu, 19 Mei 2013

Game Diatur Dengan Otak ?


SAN FRANSISCO – Game umumnya identik dengan citra anak-anak atau remaja. Tetapi, tidak jarang juga orang dewasa memiliki hobi yang sama. Kini, telah dihadirkan inovasi NeuroGaming yakni bermain game dengan menggunakan saraf otak (neuro).



Belum lama ini pengembang dan para pencinta game berkumpul dalam NeuroGaming Conference and Expo di San Fransisco, Amerika Serikat (AS) untuk memperkenalkan apa itu NeuroGaming. “NeuroGaming merupakan platform antarmuka, di mana pikiran dan tubuh bertemu pada satu titik untuk bermain game,” kata pendiri konferensi, Zack Lynch.

Dilansir SingularityHub, Senin (13/5/2013), pertumbuhan eksponensial pada teknologi seperti pemrosesan komputer dan sensor mendorong para pengembang neurogame untuk menciptakan sebuah konsol yang memungkinkan penggunanya bermain dalam simulasi cerita yang dibangun. Sehingga, pemain bisa merasa berada di dunia nyata sekalipun ia berada di dunia virtual.

Sebagai langkah awal dalam pengembangan neurogame, pengembang dan desainer game telah menghadirkan beberapa platform seperti Xbox Kinect dan Nintendo Wii yang menawarkan permainan tanpa perlu menekan tombol pada controller. Sehingga, saat ini bukan lagi pemandangan aneh jika Anda melihat balita atau lansia bermain Nintendo Wii tenis dan sebagainya.

NeuroGaming dapat mengukur sesuatu dari input psiko-emosional pemain, seperti lewat denyut jantung, analisis wajah, pengukuran suara, konduktansi (panas) permukaan kulit, pelacak mata (eye tracking), pelebaran pupil, aktivitas otak dan profil emosional seseorang yang mudah berubah.

Dengan kata lain menggunakan NeuroGaming, pemain bisa mengetahui tingkat bawah sadarnya. Selain itu, pemain juga akan mendapatkan pengalaman yang bisa mengaburkan batas antara virtual dan realita.

NeuroGaming tidak hanya akan menghibur pemainnya, tetapi juga memiliki dampak positif pada sektor-sektor lain. Sebagai contoh, banyak ilmuwan dan penyedia layanan kesehatan yang bekerjasama dengan desainer game untuk membuat neurogames sebagai terapi mengobati pasien PTSD (Posttraumatic Stress Disorder)ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder) dan gangguan perilaku serta emosional lainnya.

“Bermain game bisa membuat kita mampu melakukan lebih baik lagi dalam segala hal,” kata desainergame, Nuh Falstein. (amr)

Source: http://techno.okezone.com/read/2013/05/13/326/806258/akankah-game-masa-depan-dikendalikan-dengan-otak

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Admin telah menghapus verifikasi kata. Gunakan kotak komentar ini untuk hal-hal yang berguna. Tulis komentar dengan bahasa yang sopan dan tidak mengandung unsur SARA. Terimakasih